Festival Kampung Sarjana #Cibuyutan
Penghujung tahun 2014 lalu
memberikan cerita yang berbeda bagi Tim Kampung Sarjana. Untuk pertama kalinya
kami mengadakan Festival Kampung Sarjana #Cibuyutan, festival ini diadakan pada
27 Desember 2014 di MI Miftahussolah. Tidak seperti festival biasanya yang
larut dalam hingar-bingar kemewahan dan pernak-pernik warna. Festival yang
diusung justru larut dalam kaderisasi adik-adik Cibuyutan dan penanaman
kesadaran pentingnya ilmu, seperti tujuan pengadaan festival ini.
Persiapan festival dimulai saat
kami tiba di Kampung Cibuyutan sekitar pukul 08.00. Ada yang mengurusi dekorasi
festival dan stand, adapula yang mengajarkan dan melatih adik-adik kelas 6SD-1SMA
dalam menjalankan tugasnya di festival. Tibalah saatnya semua persiapan dan
latihan ditunjukkan. Festival Kampung Sarjana #Cibuyutan dimulai pukul 14.00.
Warga Cibuyutan baik anak-anak maupun orang tua berdatangan dengan pebuh
semangat ke MI Miftahussolah. Sebelum memulai tur festivalnya, warga mengisi
presensi yang dijaga oleh Sani (sedang istirahat sekolah), Yuli (8SMP), dan
didampingi oleh Kak Titia. Selanjutnya masing-masing orang tua dan anak-anak
mendapatkan kupon yang berbeda, nah kupon inilah yang harus mereka kunjungi.
Anak-anak akan mengunjungi stand Indonesia, tangram, bom busa, gunung meletus,
dan balon ajaib. Sementara orang tua akan mengunjungi stand kesehatan dan
pameran pertanian dan peternakan.
Perjalanan tur anak-anak pun dimulai.
Petugas di stand Indonesia adalah Yayan (8SMP), Eman (7SMP), dan didampingi
oleh Kak Dini dan Kak Restya. Di stand ini anak-anak akan bermain ular tangga
dengan bidaknya adalah anak-anak itu sendiri. Stand ini menghadirkan
pertanyaan-pertanyaan seputar ke-Indonesia-an, baik sejarah, tokoh, maupun
kebudayaan daerahnya. Di stand tangram, anak-anak akan bermain tangram. Yang
berhasil membentuk pola tangramnya akan mendapat hadiah. Yang bertugas di stand
ini adalah Iti (6SD), Inam (9SMP), dan didampingi oleh Kak Diar. Stand
selanjutnya adalah gunung meletus, Debi (7SMP) bertugas mendemonstrasikan
proses meletusnya gunung pada anak-anak. Di stand ini Debi didampingi oleh Kak
Dinda dan Kak Norma. Rasim dan Asep (6SD) bertugas di stand bom busa dengan pendamping
Kak Aida. Stand ini akan mengajak anak-anak untuk membuat bom busa, Rasim dan
Asep lah yang bertugas mengajarkannya ke anak-anak bagaimana cara membuatnya.
Stand yang terakhir adalah stand balon ajaib, pertugasnya adalah Ocep (7SMP),
Doni (6SD), dan didampingi oleh Kak Anazkia. Di stand ini Ocep dan Doni pun
bertugas mengajarkan ke anak-anak cara membuat balon tanpa ditiup.
Sementara untuk orang tua, tur
festival dimulai dengan mengunjungi stand kesehatan untuk pemeriksaan dan
pengobatan gratis. Stand ini diisi oleh teman-teman dari Volunteer Doctors
(Vol-D). Sebelum diperiksa oleh Tim Vol-D, orang tua terlebih dahulu diukur
tinggi dan berat badannya oleh Anis, Susi (8SMP), dan didampingi oleh Kak
Tiara, dan Kak Listya. Di stand kesehatan ini warga bisa memeriksakan
kesehatannya, adapula yang berkonsultasi mengenai kehamilannya. Selanjutnya
orang tua diajak ke bagian pameran untuk diberikan ilmu mengenai pembuatan
pakan ternak dari debog pisang dan budidaya cabai menggunakan polibag. Petugas
pameran ini adalah Dodo (10SMA) dan didampingi oleh Kak Nanda, Kak Linda, Kak
DP, dan Kak Fidel.
Festival pun berlanjut
hingga malam hari yang dilanjutkan dengan tabligh akbar yang diisi oleh Ustadz
Tacim. Dodo bertugas sebagai MC dan Inam tilawah Al-Quran. Ibu-ibu rebana
Cibuyutan pun akhirnya tampil untuk pertama kali di Kampung Cibuyutan. Di
tabligh juga diadakan galang dana untuk korban longsor Banjarnegara,
alhamdulillah terkumpul donasi Rp 176.000. Acara terakhir dari festival ini
adalah nonton video mengenai perjalanan Kampung Sarjana dan adik-adik Cibuyutan
yang SMP dan SMA. Festival selesai pukul 22.30, ditandai oleh penukaran kupon
festival dengan sembako.
Alhamdulillah adik-adik
Cibuyutan kelas 6SD-10SMA mampu mengambil dan menjalankan peran dengan baik.
Raut wajah orang tua yang anaknya menjadi petugas di festival pun terlihat
bangga kepada anak-anaknya. Semoga anak-anak yang lainnya menjadi bersemangat
sekolah, orang tua mendukung anak-anaknya dalam bersekolah, dan adik-adik
Cibuyutan kelas 6SD-10SMA mengerti bahwa nantinya mereka yang akan mengambil
peran dalam membangun kampungnya, aamiin
“Waktu
manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang
dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan penuh kenikmatan dan
terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya
waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang waktunya
hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya
yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya
teranggap seperti kehidupan binatang ternak. Jika waktu hanya dihabiskan untuk
hal-hal yang membuat lalai untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu),
berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan
dalam kebatilan, maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya” –Ibnul
Qoyyim-
Komentar
Posting Komentar