Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

CIBUYUTAN, POTRET PELOSOK NEGERIKU

CIBUYUTAN, POTRET PELOSOK NEGERIKU Cibuyutan, sebuah kampung di daerah Bogor yang hanya berjarak 80 km dari Jakarta. Banyak yang berpikiran jika kampung tersebut tidaklah se-pelosok kampung-kampung di luar Jawa hanya karena letaknya masih di daerah Bogor yang kita pun sudah sama-sama tahu bahwa kota Bogor menjadi pilihan tempat berlibur. Tapi tahukah Anda jika Cibuyutan memiliki kondisi yang sama dengan kampung-kampung di pelosok negeri nan jauh disana? Akses untuk kesana pun cukup sulit padahal di kota mereka sibuk dengan pembangunan-pembangunan jalan yang merupakan proyek menguntungkan untuk mereka. Ketika kita saat ini sudah sangat merasakan betapa mudahnya akses informasi apapun karena perkembangan teknologi sudah menjadi sahabat yang tidak terlupakan di dalam kehidupan kita. Ataupun kita yang saat ini bisa menjadi apa yang kita mau tanpa adanya penghalang hingga seolah-olah dunia ini milik kita. Kondisi yang terbalik justru selalu hadir di Cibuyutan yang selalu hidup denga

RUU PT??????

RUU PT???? Pendidikan merupakan hak setiap manusia, tidak terkecuali untuk warga negara Indonesia. Dalam landasan negara kita pun tertulis jelas bahwa tujuan dari negara ini adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencapainya tentu saja melalui pendidikan untuk semua. Sudahkah hari ini education for all dirasakan oleh semua elemen masyarakat yang ada di negeri ini? Atau justru pendidikan merupakan suatu yang sangat sulit untuk didapatkan? Menurut saya pendidikan hari ini semakin sulit. Mulai dari tingkat dasar sampai ke tingkat universitas. Di tingkat univesitas bahkan sampai sekarang sedang digodog aturannya. Pernahkah kalian (mahasiswa) mendengar RUU PT (Rancangan Undang-Undang Perguruan Tinggi)? Sadarkah kalian jika RUU ini sampai disahkan bisa menjadi bumerang untuk kita? UU BHP telah berlalu, namun bukan berarti jiwa yang ada didalam UU BHP juga sudah sirna. Sadarkah kalian jika jiwa UU BHP coming back dalam bentuk yang sedang digodog saat ini. Meskipun para anggota dewan men

SIAPAPUN KALIAN, KALIAN TETAP KAKAK SAYA

SIAPAPUN KALIAN, KALIAN TETAP KAKAK SAYA UNJ bukanlah tujuan saya, bukanlah impian saya. Tapi justru disini saya menemukan bagian dari diri saya, bagian dari jiwa saya yang tumbuh sebagaimana seharusnya. Di tempat ini cita-cita saya muncul. Cita-cita yang sebenarnya saya inginkan bukan cita-cita yang berlandaskan. Bahkan jika saya melihat diri saya yang sekarang maka keadaan yang jauh berbeda akan sangat terlihat dibandingkan dengan diri saya yang dulu. Dulu orang-orang tidak mengenal saya ataupun saya hanya mampu menjadi setitik tinta dalam suatu lukisan yang belum berarti apa-apa. Ketika melangkahkan kaki di UNJ saya bukanlah siapa-siapa, bahkan ada atau tidak adanya saya ya tidak masalah. Namun hari ini saya sudah menjadi siapa-siapa. Memang belum sebesar kalian ataupun semahir kalian kakak-kakakku, tapi paling tidak hari ini saya mulai diperhitungkan. Aktif dalam suatu organisasi bukanlah jiwa saya sebelum saya mengenal kalian. Saya pun meyakini bahwa kalian sadar bahwa say

Masuk Mahal Lulus Mahal

MASUK MAHAL LULUS MAHAL Hari ini hampir semua perusahaan atau institusi menilai pegawainya berdasarkan tingkat pendidikan yang dicapainya. Sehingga setiap individu tentu mencari cara untuk bisa mendapatkan selembar kertas yang menyatakan bahwa mereka telah menyelesaikan suatu jenjang pendidikan tertentu. Tidak jarang dari mereka yang mengorbankan segalanya demi kertas itu. Mereka memiliki pemikiran bahwa dengan kertas itu kehidupan keluarga mereka bisa berubah. Bahkan banyak dari kita yang hari ini berusaha mati-matian untuk bisa belajar di perguruan tinggi NEGERI yang harganya cukup menguras kantong keluarga. Belum lagi ketika sudah lulus dan tinggal diwisuda mereka harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal. Inilah isu yang santer di UNJ beberapa bulan ini. Tidak hanya tahun ajaran saja yang baru, biaya masuk di UNJ juga baru alias MAHAL. Tidak hanya itu, setelah isu naiknya biaya masuk mahasiswa baru mereda dan sedang menanti follow up-nya, isu yang baru pun muncul ‘biaya wisud

Secerca Harapan Kosong

Secerca Harapan Kosong Pemuda yang memiliki kompetensi tentu menjadi harapan suatu bangsa. Terlebih bagi bangsa yang hari ini masih berada dalam lingkaran keterpurukan, Indonesia misalnya. Hari ini tidak bisa dipungkiri bahwa negeri ini merindukan adanya perubahan kehidupan. Hari ini Indonesia membutuhkan mereka, pemuda yang notabenenya anak bangsa yang diharapkan mampu membangun bangsa ke arah yang lebih baik lagi. Munafik jika hari ini kita mengatakan bahwa Indonesia tidak memiliki generasi-generasi yang kompeten dan generasi-generasi yang mampu menjawab dunia. Faktanya banyak generasi-generasi Indonesia yang hari ini menorehkan prestasinya di kancah internasional dan mampu memperlihatkan keberadaan Indonesia kepada dunia. Misalnya sejak keikutsertaan Indonesia dalam olimpiade fisika internasional pada tahun 1993 sampai sekarang hanya di tahun 1994 saja Indonesia tidak membawa gelar, di tahun selain tahun 1994 Indonesia selalu membawa gelar bahkan Indonesia mampu berada di top five

MENJADI RAKYAT DI PERSIMPANGAN JALAN

Gambar
Menjadi Rakyat di Persimpangan Jalan           Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia akan memiliki suatu waktu dimana dia harus menentukan jalan hidupnya. Pilihan yang muncul pun tidak hanya dua pilihan, bahkan mungkin bisa mencapai tiga atau lebih pilihan. Semua pilihan itu pasti memiliki tanggung jawab dan konsekuensi yang berbeda-beda, jadi dalam menentukannya dibutuhkan pemikiran yang cukup bijak dan matang serta tanpa egoisme pribadi. Hari ini itulah yang saya rasakan. Saya merasa telah menjadi rakyat yang kebingungan di persimpangan jalan. Saya di hadapkan atas tiga pilihan yang menurut saya cukup sulit. Kalau boleh saya memilih, saya tetap ingin berada di ketiga tempat tersebut. Kenapa? Karena ketiganya telah berhasil membuat saya menjadi pribadi yang lebih terbuka lagi dan telah membentangkan jalan pikiran saya yang sering berpikir pragmatis.             Di tempat yang pertama, mungkin tempat ini tidak terlalu saya sukai karena orang-orang yang berada di dalamnya terliha

SUCIKAN HATI BERANTAS KORUPSI

Sucikan Hati Berantas Korupsi Tak terasa hari raya idul fitri tinggal seminggu lagi. Hari kemenangan pun akan tiba. Tapi apakah hati ini akan kembali fitri atau justru semakin menghitam. Tidak seharusnya bulan suci ini dibiarkan berlalu begitu saja selayaknya bulan lainnya, bahkan semestinya bulan lainnya juga menjadi bulan instropeksi diri bagi kita semua tak terkecuali para koruptor. Sadarkah kita bahwa bulan ramadhan tahun ini begitu istimewa. Kenapa? Karena hari kemerdekaan kita, hari kebebasan kita, jatuh pada tanggal tujuh belas ramadhan. Ini juga mengingatkan kita akan suatu hal yakni perjuangan Bangsa Indonesia untuk mendapatkan sebuah kemerdekaan juga bertepatan dengan bulan puasa, pembacaan proklamasinya pun dilakukan di bulan suci. Tujuh belas ramadhan, Nuzulul Qur’an atau peritiwa turunnya Al-Qur’an merupakan suatu kejadian yang sangat luar biasa dimana way of life kita diturunkan. Way of life yang menyadarkan kita antara yang haq dan yang bathil. Tidak hanya hari kemer

AKU TAKKAN MEMBIARKANMU HANCUR

Aku Takkan Membiarkan‘mu’ Hancur Hari ini kau terlihat begitu gagah. Hari ini kau mampu menggaungkan namamu di seantero negeri. Hingga hari ini semua orang tahu keberadaanmu, mengakui kapasitasmu, serta hari ini semua orang tahu siapa saja yang ada dibelakangmu dan menjadikan kau seperti hari ini. Memang karena hari ini kau masih memiliki orang-orang yang peduli ikhlas terhadapmu, memang karena hari ini kau masih memiliki orang-orang yang akan selalu melindungimu dan berjuang keras terhadapmu. Tapi aku tidak tahu apa yang akan terjadi padamu besok. Aku pun tidak tahu apakah esok kau akan tetap berdiri tegak ataukah akan mengais-ngais kebenaran. Karena hari esok mereka tidak lagi ada dibelakangmu. Karena hari esok mereka harus meninggalkanmu. Dan karena hari esok musuh dan temanmu akan bergabung menjadi satu. Aku tahu semua masalahmu. Aku hampir bisa membaca situasi yang akan kau hadapi esok hari. Dan aku sedikit memastikan bahwa perjuanganmu esok akan lebih berat dari hari ini dan

MAHALNYA KULIAH DI PTN

MAHALNYA KULIAH DI PTN Education for all , itulah yang dilakukan oleh India yang saat ini posisinya semakin diperhitungkan dimata dunia. Tidak hanya India, Thailand dan Vietnam pun yang 20 tahun lalu posisinya sangat tidak dianggap dunia sudah mampu mengangkat kepalanya dan mampu menunjukkan bahwa mereka ada. Mungkin pendidikan kita yang dari tahun ke tahun justru mengalami kemunduran. Lihat saja rumput tetangga yang sekarang jauh lebih hijau dibanding dengan rumput kita. 20-30 tahun lalu Malaysia selalu mendatangkan dosen-dosen yang berasal dari Indonesia dan banyak mahasiswa Malaysia yang berguru di negeri ini, namun saat ini yang terjadi kebalikannya. Harusnya sekarang kita mampu mengungguli Malaysia dengan gap yang cukup jauh, bukan malah Malaysia yang jauh mengungguli kita bahkan mungkin jika diibaratkan kita seperti mencoba untuk memegang ekor kuda yang sedang berlari kencang tapi kita tidak melakukan dan tidak memiliki strategi untuk mencapainya. Bagaimana mau melampauinya men

MAHASISWA, RIWAYATMU KINI

MAHASISWA, RIWAYATMU KINI Masih ingatkah kita pada Arief Rahman Hakim, seorang mahasiswa fakultas kedokteran UI yang ditembak mati tahun 1966, mahasiswa yang ikut serta dalam pergolakan mahasiswa dalam merobohkan rezim orde lama? Mungkin saat ini tidak banyak yang mengetahui sejarah pahlawan ampera tersebut. Saat ini namanya pun semakin tenggelam seiring berjalannya waktu. Kebanyakan dari kita hanya mengetahui pergolakan mahasiswa yang terjadi di tahun 1998 yang menewaskan 6 orang mahasiswa trisakti sehingga tragedi ini disebut sebagai tragedi trisakti. Dan tidak banyak pula dari kita yang mengetahui bahwa di tahun 1978 juga terdapat pergolakan mahasiswa namun sayangnya berita tersebut tidak terlalu ter expose seperti tragedi 1998, ini mungkin dikarenakan pergolakan mahasiswa pada tahun itu tidak mampu menurunkan rezim orde baru. Pergolakan mahasiswa yang terjadi di tahun 1966, 1978, dan 1998 memiliki banyak kesamaan. Kesamaan-kesamaan tersebut antara lain sifat nasionalisme yang sang

MASIHKAH KITA MERDEKA SAAT INI?

MASIHKAH KITA MERDEKA SAAT INI? Kurang dari satu bulan lagi kemerdekaan Indonesia menginjak usia 66 tahun. Untuk ukuran sebuah negara usia ini bukanlah usia yang singkat dan seharusnya di usia yang matang ini Indonesia sudah menjadi bangsa yang tangguh, bangsa yang kuat, dan bangsa yang mandiri. Namun kenyataannya saat ini Indonesia justru semakin terpuruk. Banyak permasalahan yang harusnya bisa terselesaikan namun semakin hari justru semakin menjauhi garis finis. Permasalahan bangsa saat ini justru semakin meluas. Krisis multidimensi yang semakin parah, krisis kepemimpinan yang sedang melanda bahkan saat ini Indonesia mulai kehilangan jati dirinya. Jika permasalahan yang ada tidak cepat diselesaikan bukan suatu yang mustahil Indonesia kembali menjadi negara boneka untuk negara lain seperti ketika zaman penjajahan, baik Belanda maupun Jepang. Krisis multidimensi yang mendera bangsa ini semakin parah dan cakupannya pun semakin kompleks. Krisis ini diawali dengan krisis ekonomi yang mela

BERGERAK ATAU MATI

BERGERAK ATAU MATI???? Setiap orang berharap mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya, namun hanya segelintir orang yang mampu merasakan indahnya ilmu pengetahuan, khususnya di perguruan tinggi. Menurut kompas.com, masyarakat Indonesia yang mampu mengenyam perguruan tinggi hanya 4,8 juta orang dan angka partisipasinya pun hanya 18,4% saja bila dihitung berdasarkan populasi penduduk Indonesia yang berusia 19-24 tahun. Angka partisipasi ini bahkan tidak mencapai seperempatnya. Sungguh ironi, ketika bangsa yang besar seperti bangsa Indonesia ini belum mampu memberikan pendidikan yang terbaik untuk rakyatnya. Belum lagi masalah yang muncul ketika melihat mahasiswa yang notabenenya kaum intelek muda tidak bisa menjaga kepercayaan dengan menunjukkan prestasi yang memuaskan. Bahkan banyak mahasiswa yang terpaksa dikeluarkan karena jarang masuk dan nilainya dibawah standar secara terus-menerus. Padahal ketika kita menjadi mahasiswa, kita tidak hanya mempunyai peran sebagai akdemisi saja, mela

KETIKA HUTANG MEMBUAT LINGKARAN SETAN

KETIKA HUTANG MEMBUAT “LINGKARAN SETAN” Indonesia merupakan bangsa yang besar. Ia memiliki wilayah yang luas dengan pulau-pulau yang tak terhitung jumlahnya serta sumber daya alam dan jumlah penduduk yang sangat melimpah. Secara fisik bangsa ini amatlah kaya dan merupakan salah satu negara terkaya di dunia. Tapi siapa sangka kalau semua itu hanyalah semu bagi orang Indonesia sendiri. Belum tentu mereka menerima manfaat atau mendapat kesejahteraan atas sumber dayanya sendiri atau bahkan hanya sekedar mencari secuil nasi pun harus kerja dengan ekstra keras. Faktanya sekarang adalah justru kekayaan alam yang melimpah itu yang memiskinkan bangsa kita dengan berbagai cara yang dilakukan oleh para ‘setan’ dan antek-anteknya. Ketika kekayaan negara seharusnya dimiliki dan dimanfaatkan untuk hajat hidup orang banyak diperebutkan, diperjualbelikan, dan dipolitisasi oleh antek-antek ‘setan’ yang berada di negara ini. Mereka adalah para pemimpin negara ini, baik yang terdahulu maupun yang saat in