BERGERAK ATAU MATI

BERGERAK ATAU MATI????
Setiap orang berharap mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya, namun hanya segelintir orang yang mampu merasakan indahnya ilmu pengetahuan, khususnya di perguruan tinggi. Menurut kompas.com, masyarakat Indonesia yang mampu mengenyam perguruan tinggi hanya 4,8 juta orang dan angka partisipasinya pun hanya 18,4% saja bila dihitung berdasarkan populasi penduduk Indonesia yang berusia 19-24 tahun. Angka partisipasi ini bahkan tidak mencapai seperempatnya. Sungguh ironi, ketika bangsa yang besar seperti bangsa Indonesia ini belum mampu memberikan pendidikan yang terbaik untuk rakyatnya. Belum lagi masalah yang muncul ketika melihat mahasiswa yang notabenenya kaum intelek muda tidak bisa menjaga kepercayaan dengan menunjukkan prestasi yang memuaskan. Bahkan banyak mahasiswa yang terpaksa dikeluarkan karena jarang masuk dan nilainya dibawah standar secara terus-menerus. Padahal ketika kita menjadi mahasiswa, kita tidak hanya mempunyai peran sebagai akdemisi saja, melainkan kita mempunyai tiga peran lainnya yakni agent of change, sosial control, dan iron stock. Tiga buah peran yang bila dipahami mampu menyadarkan mahasiswa siapa mahasiswa sebenarnya. Menapa mahasiswa memiliki peran ‘agent of change’ agen perubahan? Mahasiswa memiliki jiwa militan yang tinggi dan pengorbanan yang tidak kenal lelah mempertahankan idealismenya yang didukung dengan kemampuan intelektual yang dimilikinya. Sehingga ketika muncul permasalahan-permasalahan yang membuat keadaan menjadi tidak ideal lagi, mahasiswa mampu menjadi garda terdepan dalam perubahan. Peran yang kedua adalah sosial kontrol. Peran ini dilakukan ketika terjadi ketidakberesan dalam masyarakat maupun pemerintah. Mahasiswa dengan kemampuan intelektualnya memiliki peran menjaga dan mengontrol masyarakat. Berbagai masalah pemerintahan yang muncul sekarang membuat mahasiswa sangat harus mengontrol pemerintah secara ketat. Iron stock, peran mahasiswa yang tidak kalah penting. Mahasiswa adalah aset, harapan, dan tumpuan bangsa di masa yang akan datang. Sehingga menjadi sangat penting untuk membentuk mahasiswa menjadi intelek muda yang tangguh dan istiqomah pada idealismenya.
Saat ini peran mahasiswa sangat dibutuhkan karena bangsa ini tidah hanya menghadapi krisis kepemimpinan tetapi juga krisis multidimensi yang cukup parah. Namun sayangnya hanya segelintir orang yang mau menempuh jalan kebaikan ini untuk bergerak. Kebanyakan dari mereka memilih diam. Ketika seorang mahasiswa tidak peduli dengan permasalahan lingkungan sekitarnya mungkin mahasiswa tersebut telah mati. DIAM = MATI. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONDISI SOSIAL JAKARTA

MELINDUNGI ASET NEGARA DARI PENJAJAHAN

CIBUYUTAN, POTRET PELOSOK NEGERIKU