Kami Pemuda Muslim Indonesia akan Bangkit untuk Berprestasi

Kami Pemuda Muslim Indonesia akan Bangkit untuk Berprestasi
Pemuda merupakan salah satu pilar peradaban yang sangat penting didunia, tidak terkecuali di Indonesia. Islam mengakui posisi kaum muda yang strategis tetapi juga rawan terhadap hal-hal negatif di zaman modern ini. Usia muda itu sendiri menurut Al-Qur’an merupakan usia yang penuh kekuatan, tetapi usia yang terletak antara dua fase kelemahan. Hal tersebut dilukiskan dengan sangat indah dalam Al-Qur’an dalam surat Ar-Rum ayat 54. Kelemahan yang dimaksudkan adalah pola hidup pemuda muslim zaman modern ini sudah sangat memprihatinkan. Carut-marutnya pola hidup pemuda muslim juga berefek kepada pola pergaulan. Hal ini tidak hanya terjadi kepada pemuda muslim didunia tetapi juga keadaan pemuda muslim di Indonesia. Jangankan untuk berprestasi dan mengembangkan potensi mereka sendiri, untuk mengendalikan dirinya sendiri pun merupakan hal yang sulit. Bahkan walaupun mereka menyadari bahwa pola hidup mereka adalah salah, mereka tetap tidak mau untuk mengubahnya. Beberapa pertanyaan berikut bisa untuk mengetahui seberapa parah keadaan pemuda muslim didunia terutama di Indonesia : berapa banyak pemuda muslim yang mengunjungi masjid untuk melakukan solat fardhu dan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat lainnya?, berapa banyak pemuda muslim yang mengkaji dan menghafalkan Al-Qur’an?, berapa banyak pemuda muslim yang menyianyiakan waktunya untuk hal-hal yang tidak berguna? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang kita semua tahu bahwa jawabannya sangat mengkhawatirkan. Mereka lebih menyukai menghabiskan waktu luangnya untuk pergi ke tempat games center, rental PS, hanya bersantai-santai dirumah atau bahkan ke tempat-tempat maksiat. Inilah keadaan yang tidak bisa dipungkiri oleh bangsa ini. Kemungkinan mereka sudah tidak mengenal agama mereka atau bahkan sudah melupakan agama mereka. Jika yang terjadi demikian, maka saat ini mereka tidak mungkin memikirkan untuk bisa menjadi pemuda muslim yang bisa memberikan kontribusi bagi dunia, sekalipun untuk bangsanya sendiri. Ada beberapa faktor yang menyebabkan carut-marutnya pola hidup pemuda muslim sekarang, baik didunia maupun di Indonesia yang akan dibahas satu-persatu. Faktor utama yang menjadi penyebabnya adalah arus globalisasi yang sedang melanda dunia tidak terkecuali Indonesia. Budaya barat yang masuk ke Indonesia sudah tidak terkendali lagi, hal ini dapat dilihat dari berbagai pergeseran nilai-nilai Bangsa Indonesia. Yang paling bisa dilihat secara kasat mata adalah pakaian yang dikenakan pemuda muslim di Indonesia sudah tidak sesuai dengan syariat Islam. Budaya barat yang masuk ke Indonesia juga tidak difilterisasi baik oleh pemuda muslim itu sendiri maupun antisipasi dari pemerintah. Mereka mengikuti budaya tersebut pasti memiliki alasan mengapa para mereka mengikutinya, menurut mereka budaya tersebut menarik dan budaya tersebut pun dianggap sebagai sesuatu yang ’cool’ bagi para pemuda Indonesia sehingga mereka mengikutinya. Ada beberapa dari mereka yang sadar bahwa yang mereka lakukan itu salah atau bahkan bertentangan dengan norma agama, tetapi mereka tetap tidak memperdulikannya sekalipun sudah diberitahu atau ditegur orang lain. Penyebab lainnya adalah kurangnya pengawasan dari para orang tua dan kurangnya pendidikan agama yang diberikan oleh orang tua. Orang tua merupakan agen yang sangat penting dalam hal ini. Ini karena anak-anak mendapat pengetahuan tentang agamanya bermula dari orang tua mereka sendiri. Orang tua seharusnya bisa melakukan pengawasan dan memperhatikan anak-anak mereka. Mereka juga mempunyai peranan untuk mendorong anak-anak mereka untuk melakukan hal-hal yang positif sehingga mereka bisa berprestasi dengan mengembangkan poensi yang ada dalam diri mereka. Dan juga seharusnya orang tua mulai mendorong anak-anak mereka atau mengikutsertakan anak-anak mereka kepada hal-hal yang bisa untuk mengembangkan potensi mereka. Tetapi kenyataannya sekarang kebanyakan dari para orang tua sudah tidak memperhatikan anak-anak mereka lagi. Pemerintah juga ikut andil atas keadaan ini karena seharusnya pemerintah bisa mengantisipasi kejadian ini. Pengaruh teman sepermainan juga akan memberikan dampak yang negatif jika mereka salah memilih teman. Dampaknya adalah mereka akan lebih mementingkan duniawi dan bagaimana mereka dilihat oleh orang lain daripada akhirat yang notabenenya adalah tujuan akhir dari perjalanan hidup umat muslim. Contoh arus globalisasi yang sedang melanda bangsa ini adalah semakin banyaknya pemuda muslim yang memakai pakaian yang tidak sesuai atau membuka aurat, terutama para pemudi Indonesia. Mereka juga tidak takut akan bahaya yang akan menimpa mereka jika mereka berpakaian seperti itu. Mereka sudah tidak mempedulikan bagaimana seharusnya mereka berpakaian sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini diperparah dengan masalah degradasi moral yang sudah melanda bangsa ini, fakta dari berbagai lembaga survey tentang sex bebas dikalangan remaja, penggunaan narkoba, dan lain-lain yang menggambarkan betapa rendahnya kualitas pemuda muslim bangsa ini. Selain itu, lingkungan yang tidak mendukung bisa menjadi penyebabnya. Hal lain yang juga penting adalah semakin canggihnya teknologi, jika dilihat dari sisi positifnya kemajuan teknologi ini bisa membuat pemuda muslim menjadi lebih mengetahui keadaan luar dan ilmu pengetahuan yang dibutuhkannya. Bagi pemuda muslim yang mengerti agama, mereka pasti bisa menganalisanya, maksudnya jika itu baik untuk dirinya mereka akan mempelajarinya tetapi jika itu merupakan sesuatu yang buruk mereka tidak akan mengikutinya, malah sebaliknya mereka akan menjadikan hal buruk tersebut sebagai sesuatu yang haram baginya. Tapi disisi lain, jika hal demikian terjadi pada pemuda muslim yang tidak paham tentang Islam, hal yang buruk tersebut bisa mencuci otak mereka sehingga pola pikir mereka semakin salah. Karena budaya luar akan mereka anggap keren sehingga mereka mengikutinya. Sadar atau tidak saat ini degradasi spirit juga sedang melanda bangsa ini. Ini bisa terlihat dari semakin menurunnya prestasi muslim di Indonesia. Pemuda muslim Indonesia saat ini seperti tidak mempunyai arah dan tujuan sehingga mereka hidup hanya mengikuti alur yang ada sebelum berusaha terlebih dahulu. Mungkin saja fakta-fakta itu tidak sebanding dengan prestasi-prestasi pemuda Indonesia dikancah internasional dalam berbagai bidang yang sangat membanggakan kita seperti memenangkan berbagai lomba olimpiade internasional. Tidakkah kita sadar bahwa keadaan pemuda Indonesia sekarang akan menjadi cikal bakal hancurnya bangsa jika keadaan ini terus berlangsung. Hasil penelitian Thomas Lickana tentang tanda-tanda hancurnya sebuah bangsa menyatakan bahwa beberapa tanda-tandanya adalah tingginya tingkat kekerasan dikalangan pemuda, meningkatnya penggunaan kata dan bahasa yang buruk (ejekan dan hinaan), dan lebih dominannya pengaruh teman daripada orang tua. Kita menyadari kalau tanda-tanda itu ada disekeliling kita.
Jika kita melihat kebelakang pada zaman kejayaan Islam, dulu banyak sekali pemuda muslim yang berprestasi dan karyanya pun dikenal hingga sekarang. Pemuda muslim tersebut diantaranya Al Birani seorang ahli fisika, kima, dan geografi, Al Kindi seorang ahli fisika dan matematika, Ibnu Sina seorang ahli kedokteran, Al Khawarizmi seorang ahli logaritma dan penemu angka nol, dan masih banyak lagi pemuda muslim berprestasi lainnya. Dibidang lain terdapat Muhammad Al-Fatih merupakan contoh pemuda lain yang berprestasi. Ia diangkat menjadi Sultan Turki Utsmani, menggantikan ayahnya yang meninggal dunia, pada tahun 1451. Dua tahun kemudian, ketika usianya baru sekitar dua puluh satu atau dua puluh tiga tahun, Sultan Muhammad berhasil menaklukkan Konstantinopel. Kota ini merupakan salah satu kota paling strategis di dunia dan merupakan ibukota Byzantium dan kepausan Kristen Ortodoks. Indonesia juga mengenal banyak pemuda muslim yang memberikan kontribusi bagi bangsanya maupun agamanya. Contohnya adalah Muhammad Natsir (1908-1993) telah aktif dalam pergerakan Islam di tanah air dan terlibat dalam polemik dengan kalangan nasionalis sejak berusia belasan dan dua puluhan tahun. Beliau menjadi menteri kabinet sebelum genap berusia empat puluh tahun. Ada HOS Tjokroaminoto (1882-1934) yang telah menjadi pemimpin Sarekat Islam ketika usianya baru menginjak tiga puluh tahun. Organisasi ini merupakan organisasi politik yang terbesar jumlah anggotanya pada masa pergerakan, sekaligus yang pertama bersifat nasional. Rapat-rapat umumnya sepanjang tahun 1910-an telah membangkitkan semangat rakyat dan membuat Belanda merasa ketar-ketir. Untuk menjadi seperti mereka, pemuda muslim Indonesia harus bisa memanfaatkan waktu yang mereka miliki secara maksimal dan efisien. Dan bukan mustahil untuk menjadi seperti mereka. Akan tetapi jika pemuda muslim sudah rusak pola hidup, pikir, dan pergaulannya kehancuran Islam di Indonesia bisa dihitung mundur.
Ada banyak cara untuk bisa memperbaiki keadaan pemuda muslim Indonesia yang sudah carut-marut ini dan melejitkan potensi mereka untuk bisa bersinar di kancah internasional dan berprestasi. Hal yang paling penting adalah meningkatkan mutu pendidikan, mutu pendidikan yang ada sudah mengalami pergeseran nilai. Di Indonesia, sekarang guru lebih mementingakan nilai daripada pembangunan karakter yang merupakan tujuan sebenarnya pendidikan. Pendidikan agama juga harus ditekankan karena seperti kata Albert Einstein ”Ilmu tanpa agama akan lumpuh dan menyesatkan, agama tanpa ilmu adalah lemah dan lamban”. Sebagai pemuda muslim, kita harus percaya diri kalau kita bisa melakukan sesuatu selama kita ma uterus berusaha dan mencoba. Pemuda muslim Indonesia hendaknya menjalani hari dengan mengerjakan hal-hal yang bermanfaat, seperti mengikuti les, mengikuti pramuka, drum band, PMR, membaca, menulis, berbisnis, dan hal-hal lain yang positif dan bermanfaat. Islam juga menunjukkan banyak jalan agar menjadi pemuda kuat secara jasmani, emosional, spiritual dan finansial. Berbagai organisasi pemuda Islam juga ada di sekitar kita. Semua aktivitas positif ini bisa menjadikan mereka belajar dan memahami serta sadar akan perannya bagi agama dan bangsa. Dan yang paling penting mereka bisa mengembangkan potensi yang ada didalam diri mereka. Banyak hal positif yang bisa didapat diantaranya menambah teman, memperluas jaringan, belajar organisasi, berlatih mengangkatkan acara kecil hingga acara besar, mengetahui potensi diri masing-masing. Semua itu secara langsung dapat menjadikan mereka menjadi individu yang kaya pengalaman, pemuda yang bisa me-manage diri sendiri, dan banyak manfaat lainnya. Mungkin berbisnis pun bisa berjalan lancar jika mereka mempunyai banyak teman dan punya jaringan luas. Begitu banyak aktivis yang juga berdagang pada teman-temannya.
Mulailah dari sekarang untuk mencoba mengikuti kegiatan-kegiatan yang bermanfaaat seperti lomba-lomba. Ini berguna untuk mengembangkan diri dan potensi kita. Kita juga harus sadar kalau kita tidak bisa menutup diri dari lingkungan yang ada, tetap bukalah diri kita pada hal-hal yang baru (inovasi). Namun kita juga harus tetap membentengi diri kita dengan memperdalam ilmu agama untuk tau batasan-batasannya. Tunjukkan kepada orang lain di seluruh dunia bahwa pemuda muslim Indonesia mampu bersaing secara sehat dan berprestasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONDISI SOSIAL JAKARTA

MELINDUNGI ASET NEGARA DARI PENJAJAHAN

CIBUYUTAN, POTRET PELOSOK NEGERIKU