Sampai Kapan Rintihan Ibu Pertiwi Berakhir????
Sampai Kapan Rintihan Ibu Pertiwi
Berakhir????
“Terima kasih anak-anakku telah
membebaskan ibu dari semua kenistaan ini. Perjuangan kalian belum berakhir,
buatlah ibu bangga telah melahirkan kalian. Kalianlah putra-putra terbaik yang
dimiliki bangsa ini. Teruslah berjuang, bangsa ini harus menjadi bangsa yang
besar dan bangsa yang tangguh.”
Kira-kira seperti itulah kata-kata yang akan bumi ini ucapkan ketika 66
tahun yang lalu terdapat banyak sekali gelora-gelora jiwa sangat membahana.
Ketika jiwa-jiwa dipertaruhkan untuk ibu pertiwi, tidak peduli apa yang mereka
dapatkan. Satu hal yang mereka tahu pasti dan memang harus mereka laksanakan,
mereka harus melepaskan cengkraman-cengkraman orang-orang yang tidak mempunyai
hati nurani dari ibu pertiwi. Ya merekalah para pahlawan bangsa ini, Soekarno
Hatta Tan Malaka Sutan Syahrir dan semua insan pembela bumi pertiwi sampai
titik darah penghabisan pada saat itu. Mereka berjuang dengan berbagai macam
cara dan dengan mengerahkan seluruh potensi yang mereka miliki. Keterbatasan
dan kekurangan tidak menjadikan mereka lemah dalam membela bangsa ini, justru
itulah pelecut semangat mereka. Seluruh dunia tahu dan mengakui betapa
tangguhnya mereka.
Namun apa yang terjadi sekarang? Masihkah seluruh dunia mengakui Indonesia
sebagai bangsa yang tangguh? Secara yuridis jelas kita masih diakui namun
masihkah pemikiran mereka mengakui kita sebagai negara yang berdaulat? Fakta di
lapangan menunjukkan bahwa kita tidak lagi diakui sebagai bangsa yang tangguh.
Buktinya adalah semakin banyak negara lain yang memanfaatkan milik kita demi
kepentingan mereka. Dimana para pahlawan bangsa ini? Dimana orang Indonesia
berada ketika negerinya sendiri membutuhkan mereka? Haruskah Soekarno dan
kawan-kawan bangkit dan kembali memperjuangkan bangsa ini? Tidakkah kita malu
sebagai putra-putra terbaik ibu pertiwi? Apa hanya kata-kata keputusasaan yang
akan keluar dari mulut kita? Apa kata-kata ini?
“Ibu, maaf jika sampai hari ini
rintihanmu terus menggema. Maaf karena kami belum bisa memaknai negeri ini
seperti mereka memaknainya. Maaf karena justru hari ini kamilah yang
menyebarkan kedzaliman itu. Ibu, maaf…….maaf……dan maaf………”
Dimana keberanian kalian kawan? Kalian vokal sekali memperjuangkan semua
hak kalian bahkan ketika pilihannya adalah demi kebahagiaan ibu pertiwi atau
kebahagiaan pribadi, kalian memilih kebahagiaan pribadi dan tidak
tanggung-tanggung ketika kehormatan bangsa ini harus kalian gadaikan. Tidakkah
kalian sadar bahwa ibu pertiwi sedang menangis bahkan tangisnya pun sampai tidak
terdengar. Tidakkah kalian bisa menghargai negeri yang telah membesarkan kalian
ini? Negeri ini tidak butuh hewan yang selalu menuruti tuannya. Negeri ini
butuh pahlawan kawan, butuh kalian, kalianlah pahlawan ibu pertiwi hari ini.
Bukalah nurani kalian, rasakan bagaimana merindunya hati dan jiwa ini akan
kebahagiaan, bagaimana tergetarnya hati kalian melihat sang saka merah putih
melayang bebas di angkasa layaknya burung garuda yang mempunyai kekuatan dan
keberanian, rasakan derunya angin yang membawa lantunan Indonesia Raya menggema
ke seantero dunia, dan bayangkan bagaimana senyuman ibu pertiwi yang bangga
melihat putranya mampu melindunginya. Negeri ini tidak kehilangan
pahlawan-pahlawannya karena mereka adalah kalian. Kalianlah putra terbaik
bangsa, kalianlah pahlawan Indonesia. Bangkitlah kawan sudah waktunya kalian
bergerak dan memberikan yang terbaik untuk ibu pertiwi. Jangan biarkan ia terus
merintih.
Komentar
Posting Komentar