Kaderisasi
Banyak
sekali organisasi yang ada di sekitar saya, dan tentunya organisasi yang mampu
berdiri dengan kakinya sendiri. Setiap organisasi itu pun berjuang untuk tetap
dapat berdiri. Saya pikir organisasi manapun dengan aliran apapun baik kanan,
kiri, tengah atau yang lainnya pasti menginginkan memiliki kader-kader sesuai
dengan kebutuhan organisasi. Inilah yang menjadi fokus setiap organisasi,
bagaimana membentuk kader sesuai dengan kebutuhan organisasi dan menjaga kader
tersebut. Ini dikarenakan jika berbicara masalah organisasi maka akan
membicarakan masalah kaderisasi, mengapa? Karena membicarakan kaderisasi buat
saya seperti membicarakan masalah hidup atau matinya suatu organisasi. Satu hal
lagi, tidak mungkin suatu organisasi berdiri tanpa memikirkan kelangsungan
oraganisasinya di tahun-tahun mendatang.
Kaderisasi
akan banyak berbicara masalah orang lain (kadernya) daripada kaderisasinya itu
sendiri. Kaderisasi tidak hanya berbicara di awal saja tetapi akan terus
berbicara untuk selanjutnya, selanjutnya dan selanjutnya. Membuat diri kita
hebat dalam suatu organisasi lebih mudah daripada membuat orang lain hebat
melalui diri kita. Buat saya percuma jika suatu organisasi mampu mengukir
prestasi di tahun ini tapi tidak mampu membentuk kader di tahun mendatang,
inilah titik nadir suatu organisasi. Membentuk kader yang ideal bukan perkara
mudah. Ada tahapan-tahaan yang memang harus dilalui hingga bagaimana seorang
pengkader mampu membentuk kader-kader idela bagi organisasinya. Sampai saat ini
banyak hal yang saya tidak pahami masalah kaderisasi. Bahkan saya tidak tahu
bagaimana harus memulainya dan bagian mana saja yang tidak boleh saya lakukan
sebagai pengkader. Apakah hanya melalui hubungan kultural saja? Pasti tidak.
Bagaimana mungkin hanya menjaga hubungan kultural saja tanpa menghebatkan kader
tersebut. Bahkan saya pun tidak bisa menilai organisasi mana yang mampu
membentuk kader-kader yang hebat atau bagaimana menilai seorang pengkader itu
hebat, apakah ada indikatornya? Yang masih membingungkan adalah hubungan
cultural itu berawal dari mana? Apakah hanya sekedar keramahtamahan layaknya
saudara? Bukankah jika terlalu dekat juga bisa menimbulkan kesewenang-wenangan
dari kader terhadap pengkadernya. Hal yang cukup sulit juga adalah seorang
pengkader tentu harus bisa memainkan emosinya termasuk juga memainkan emosi
kadernya.
Kaderisasi
adalah titik penting dalam suatu organisasi. Kaderisasi akan banyak berbicara
bagaimana cara menghebatkan kadernya sekaligus menjaga kadernya tanpa kader
tersebut sadari. Dan buat saya kaderisasi adalah sesuatu yang abstrak. Hal
abstrak yang tidak saya sukai namun harus saya pelajari selayaknya listrik
magnet. Namun bukan hal yang mustahil jika kemampuan mengkader bisa saya
kuasai.
Komentar
Posting Komentar